Untuk mengendalikan tekanan darah, penderita hipertensi umumnya minum obat setiap hari. Tetapi, rutinitas ini sering tidak disukai penderita. Selain membuat bosan dan harganya relatif mahal, konsumsi obat dalam jangka panjang membuat penderita takut pada efek sampingnya. Pengobatan alternatif menjadi pilihan beberapa orang untuk mengatasi hipertensi.
Salah satunya ialah melakukan terapi herbal yang telah diakui kalangan medis untuk mengobati gangguan hipertensi. Terapi ini menggunakan tanaman yang telah terbukti secara medis memiliki kandungan obat herbal sebagai obat antihipertensi.
Dengan pemakaian yang tepat dan benar, kandungan obat herbal dalam tanaman bisa membantu proses pengendalian tekanan darah. Ada beberapa pihak yang masih meragukan kemampuan obat herbal. Paling tidak, kandungan lain dalam obat herbal menjadi faktor sinergis yang bekerja seimbang dan selaras dengan obat kimia. Tetapi para ahli naturopati memiliki keyakinan, manfaat obat herbal tidak kalah dengan obat-obat kimia. Bahkan ada keuntungannya, karena terapi herbal tidak memiliki efek samping.
Karena masih ada kemungkinan ketidakselarasan antara obat herbal dan obat kimia, konsumsi obat herbal sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan dokter. Tanaman yang bisa digunakan sebagai penurun tekanan darah misalnya brokoli, wortel, dan saffron. Beberapa bumbu dapur juga memiliki manfaat serupa, contohnya fennel, oregano, lada hitam, dan basil.
– Bawang putih/garlic (Allium sativum)
Tanaman ini dikenal bermanfaat mengatasi seluruh sistem kardiovaskular termasuk tekanan darah. Tekanan darah (angka diastolik) menurun secara berarti hanya dengan mengonsumsi 3 siung bawang putih setiap hari selama tiga bulan. Di dalam bawang putih juga mengandung senyawa adenosin yang dapat melenturkan pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih lancar.
– Mengkudu (Morinda citrifolia)
Kandungan scopoletin dalam buah buruk rupa ini mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Uji preklinisnya dilakukan oleh Departemen Farmasi Universitas Indonesia terhadap mengkudu bentuk pil. Mengkudu biasanya dikonsumsi dalam bentuk jus, tetapi sekarang sudah tersedia juga dalam bentuk pil.
– Seledri/celery (Apium graveolens)
Tanaman ini mengandung senyawa aktif apigenin. Senyawa ini berfungsi sebagai calcium antagonist dan manitol yang identik dengan diuretik. Selain dalam bentuk suplemen, seledri enak dikonsumsi dalam bentuk jus.
– Bawang merah/onion (Allium cepa)
Minyak esensial pada bawang merah dianggap paling efektif untuk menurunkan tekanan darah.
– Tomat (Lycopersicon lycopersicum)
Kandungan asam amino Gamma-amino butyric (GABA) pada tomat bermanfaat menurunkan tekanan darah.
– Belimbing (Averrhoa carambola Linn)
Buah belimbing kaya serat yang akan mengikat lemak dan berdampak pada tidak bertambahnya berat badan, penyebab hipertensi. Belimbing juga kaya air dan mengandung kalium yang bersifat diuretik, sehingga kelebihan garam dapat dikeluarkan dari tubuh melalui urine.
– Mentimun (Cucumis sativus Linn)
Universitas Airlangga melakukan penelitian terhadap mentimun, terbukti mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan air yang mencapai 90% di dalam mentimun, serta kalium yang tinggi akan mengeluarkan garam dari tubuh.
– Kucai (Allium schoenoprasum)
Manfaat kucai sebagai obat antihipertensi pada manusia masih perlu diuji lebih lanjut. Tetapi dari uji klinis terhadap binatang, kucai memiliki khasiat dan efektifitas untuk menurunkan tekanan darah.
– Anggur (Vitis vinifera)
Sebaiknya anggur dimakan dengan bijinya. Mengingat di dalam biji anggur terdapat senyawa polifenol yang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah membaik. Anggur juga mengandung vitamin E, flavonoid, asam linoleat dan prosianidin yang diduga dapat membantu menyeimbangkan tekanan darah.
Artikel ini dikutip dari buku “Menu Sehat Penakluk Hipertensi” terbitan DeMedia Pustaka. Buku yang ditulis oleh Budi Sutomo ini membahas pola hidup sehat bagi penderita hipertensi, mulai dari pembahasan seputar hipertensi, seperti penyebab, gejala, dan diagnosa hipertensi, hingga resep-resep sehat bagi penderita hipertensi.