Sejak berdiri di tahun 2007, DeMedia aktif menerbitkan buku-buku yang berkaitan erat dengan kegiatan wanita., seperti masakan, membuat berbagai keterampilan tangan, dan fashion Sambutan positif dari pembaca membuat penerbit ini berupaya menghimpun pembaca dalam sebuah komunitas. Di dalam komunitas inilah DeMedia memberikan pelatihan keterampilan.
Demedia adalah sebuah penerbit buku kewanitaan. Sejak berdiri di tahun 2007, penerbit ini aktif menerbitkan buku-buku yang berkaitan erat dengan kegiatan wanita, seperti masakan, membuat berbagai keterampilan tangan, dan fashion. Sambutan positif dari pembaca atas hadirnya buku-buku Demedia, membuat penerbit ini berupaya menghimpun pembaca dalam sebuah komunitas. Tentunya, komunitas yang di dalamnya memungkinkan penerbit dan pembaca bisa saling berkomunikasi dan berbagi. Pada perkembangan berikutnya, penerbit Demedia bukan hanya sekedar menerbitkan buku, tapi juga memberikan pelatihan keterampilan secara periodik.
Pelatihan keterampilan yang dilakukan penerbit Demedia ditujukan kepada pembaca yang memiliki minat untuk belajar memasak dan membuat keterampilan tangan. Awalnya Demedia melakukan demo masak di beberapa mall, namun karena ingin mengintensifkan hubungan dengan pembaca serta memperbaiki mutu pelatihan maka kini pelatihan itu secara periodik dilakukan di kantor redaksi Demedia. Secara bertahap pelatihan itu mulai dilakukan di awal tahun 2012. Ditunjang dengan fasilitas tempat yang lebih memadai dan nyaman serta pengajar mumpuni di bidangnya, penerbit Demedia berharap bisa mendapatkan lebih dari sekedar branding, yaitu kepercayaan dan kecintaan pempaca pada buku-buku terbitan Demedia.
Pelatihan yang dilakukan Demedia
Kegiatan pelatihan pertama yang dilakukan penerbit Demedia adalah keterampilan Yubiami, yaitu merajut tanpa jarum dan hanya mengandalkan jari tangan. Pada pertemuan ini peserta diajari dasar rajut yubiami, serta membuat produk berupa syal. Mereka belajar membuat produk dengan bantuan VCD tutorial pelengkap yang terdapat dalam buku Yubiami, Merajut Dengan Jari. Pelatihan ini dilakukan tanpa memungut bayaran dari peserta, alias gratis.
Pelatihan di bulan berikutnya adalah membatik. Penerbit Demedia mendatangkan penulis buku Panduan Mudah Belajar Membatik yaitu Benny Gratha, seorang ahli membatik yang juga merupakan duta batik dari Museum Tekstil Jakarta. Peserta diajari untuk menggoreskan canting ke atas kain, menutup motif dengan lilin cair, mewarnai produk hingga cara mengeringkan batik tulis. Proses belajar juga disertai dengan pemutaran VCD tutorial membatik yang merupakan pelengkap buku tersebut. Pelatihan kali ini juga dilakukan secara gratis.
Pelatihan dibulan ketiga adalah membuat produk dari kain perca. Demedia mendatangkan penulis buku Kerut Yoyo, Kreasi dari Kain Perca yaitu Indri Adriani dan Ristiawaty Bental Djemoer. Para peserta diajari membuat yoyo dari kain perca tanpa memakai cetakan, kemudian membentuknya menjadi sebuah placemat dan alas gelas. Pelatihan yang menyenangkan ini juga masih dilakukan tanpa memungut biaya.
Setelah mengadakan pelatihan gratis sebanyak tiga kali, penerbit Demedia kemudian mengubahnya menjadi sebuah pelatihan keterampilan yang berbayar. Tentunya dengan penambahan sarana tanpa mengurangi mutu pelatihan yang diberikan. Misalnya, pada pelatihan tanpa bayar peserta hanya diberikan modul sederhana dan alat-alat praktik, maka sekarang selain diberikan alat-alat praktik, juga buku yang sedang dipraktikkan, buku bonus, serta perpanjangan jam pelatihan. Bukan itu saja, penerbit Demedia juga aktif melakukan pelatihan atas undangan dari komunitas yang membutuhkan.
“Kegiatan ini sebenarnya kelanjutan dan pengembangan dari kegiatan demo yang biasa diadakan di mall atau tempat-tempat tertentu di luar kantor Demedia,” kata Ayu Kharie, salah satu editor Demedia.
Sulitnya membangun komunitas
Memang tidak mudah untuk membangun dan memelihara sebuah komunitas yang solid. Hal ini diakui oleh Ayu, karena peserta yang datang sejak awal memang selalu silih berganti. Jumlah peserta selalu bervariasi. Tidak semua peserta yang datang pada pelatihan bulan lalu, datang pula saat pelatihan bulan ini.
“Komunitas yang kami bina memang belum besar. Kira-kira baru ada 15-18 orang namun uniknya ada beberapa peserta yang selalu hadir sejak pertama kali pelatihan diadakan hingga kini”, katanya. “Dan ini menggembirakan kami, karena bagi kami artinya pelatihan yang kami berikan disukai oleh mereka”, imbuhnya lagi.
Sosialisasi mengenai produk buku serta pelatihan keterampilan melalui jejaring sosial juga dilakukan, namun tidak berdampak seperti yang diharapkan. Ini wajar, karena mayoritas pembaca buku-buku Demedia adalah kaum ibu yang tidak begitu paham dunia internet. Cuma sedikit dari mereka yang aktif di facebook maupun twitter sehingga hanya pembaca muda yang bisa ‘diambil’ melalui jejaring sosial seperti itu.
Meski demikian, Ayu tidak patah semangat. Harapan yang ia miliki pun sangat tinggi terhadap komunitas yang sedang dibina ini. Pasalnya, banyak sekali potensi yang bisa diberdayakan dari kaum perempuan, khususnya para ibu.
“Contohnya waktu. Mereka -para ibu- punya banyak waktu luang setelah urusan rumah tangga selesai. Ketika mereka diajari untuk membuat sebuah produk kreatif mereka bisa kok. Dan pada akhirnya mereka jadi produktif. Memang butuh kesabaran untuk membina mereka dan Demedia akan tetap melakukan itu” tambah editor ini.
Kegiatan Demedia dari sudut pandang penulis
Kegiatan yang dilakukan Demedia tidak hanya disambut baik para pesertanya, tetapi juga oleh salah seorang penulis, Diah Surjani Ananto. Penulis ini termasuk produktif karena sudah ada sekitar 12 buah judul bukunya diterbitkan oleh Demedia. Salah satunya berjudul Thousand Layer Cake. Diah Surjani Ananto telah beberapakali menjadi pengisi materi di kelas boga Demedia. Menurut Diah, dengan mengadakan pelatihan atau kegiatan seperti ini maka nama Demedia jadi semakin dikenal.
“Saya senang sekali dengan adanya pelatihan ini, karena bisa berbagi ilmu. Dan, tujuan saya membuat buku pun karena ingin share ilmu,” katanya.
Harapan ke depan
Semua usaha yang sedang dilakukan pasti ada halangan. Meski demikian, akan ada harapan yang mengiringi perjalanannya. Begitu pun dengan harapan Demedia akan pembinaan komunitas ini.
Bekal kepercayaan dan kecintaan dari pembaca pada buku-buku terbitan Demedia menjadi modal utama bagi seluruh awak penerbit ini.
“Kami dari Demedia ingin makin membesarkan dan memberdayakan komunitas yang sudah terbina ini. Kami tidak hanya ingin menjangkau kaum ibu, tetapi juga kaum yang lebih muda,” kata Ayu menutup wawancara ini.